Friday, 4 December 2015

penggergajian dan pengeringan kayu



BAB I
PENDAHULUAN

a.latar belakang
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang penting di Indonesia dan memberikan manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung antara lain berupa kayu yang dipanen dan diolah. Kegiatan pemanenan dan pengolahan tersebut menyebabkan terjadinya limbah pemanenan dan limbah pengolahan.  Limbah kayu dari kedua kegiatan tersebut secara botanis umumnya sama karena sebagian besar pohon yang dipanen dikeluarkan dari hutan untuk diolah.
Perbedaannya dalam bentuk, yaitu limbah pemanenan berupa batang, cabang, dan ranting, sedangkan limbah pengolahan berupa sebetan, potongan ujung, tatal, serbuk, sisa pemotongan dolok, sisa venir, sisa kupasan, sisa sayatan dan sisa pemotongan produk tergantung macam pengolahannya.Berbagai usaha telah dilakukan untuk memanfaatkan limbah tersebut. Pemanfaatan limbah pengolahan lebih banyak dilakukan daripada pemanfaatan limbah pemanenan karena lebih ekonomis.  Pemanfaatan limbah tersebut ada yang untuk bahan bakar, membuat suatu bahan, membuat suatu produk atau dibuang.
Pemanfaatannya dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau oleh perusahaan lain. Salah satu pemanfaatan limbah kayu adalah untuk pembuatan papan partikel yaitu lembaran hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berligno selulosa lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya. Partikel berarti butir atau bahan yang berukuran relatif kecil.  Partikel kayu berarti potongan kecil kayu yang bentuknya bermacam-macam tergantung pada cara pengolahannya. Pada saat ini ada 19 buah pabrik papan partikel yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Maluku.  Sebuah pabrik mengolah limbah tebu (lampas tebu atau bagas) dan sisanya mengolah limbah kayu.  Limbah pemanenan berupa dolok kayu karet diolah oleh 2 buah pabrik, sedangkan 16 buah pabrik mengolah limbah pengolahan yang terdiri atas campuran jenis kayu.Pada tulisan ini dikemukakan mengenai macam papan partikel, beberapa faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel, dan mutu papan partikel.
Kayu telah digunakan selama ribuan tahun sebagai bahan kontruksi untuk tempat tinggal, kapal dan jembatan. Ketersediaan dan kemudahan dalam pengerjaannya pada awalnya telah membuat kayu menjadi pilihan yang logis untuk bahan kontruksi. Belakangan ini pilihan juga disebbkan oleh biayanya yang lebih rendah dan rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi dibandingkan dengan bahan dari logam dan semen.
Kayu merupakan bahan yang memiliki keragaman dalam sifat-sifatnya, yang melekat secara inherent. Kayu dikenal sebagai bahan yang bersifat ortotropis. Sifat-sifat struktural kayu tidak hanya bergantung pada arah orientasinya ketika dipotong dari bentuk log tetapi juga pada distribusi, ukuran dan bentuk karakteristik yang dapat mengurangi kekuatan dan sel pembentuk kayu yang bervariasi antar jenis. Disamping itu, kondisi lingkungan dimana kayu digunakan akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan berpengaruh pula pada sifat-sifat mekanis dan kerentanannya terhadap degradasi oleh pembusukan.
Pembangunan sektor industri memegang peranan strategis dan harus mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa sector industri di dalam perekonomian nasional berperan sebagai motor penggerak utama bagi pertumbuhan sector-sektor utama lainnya lewat keterkaitan produksi ke belakang (backward production linkage) maupun ke depan (forward production linkage) (Amril, 2003).
Salah satu industri pengolahan kayu adalah industri penggergajian kayu. Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak, serta dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu. Penggergajian disebut juga sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang pertama dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi mengalami penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat diandalkan, maka pembangunan hutan rakyat sekarang diharapkan dapat berperan penting sebagai pemasok kayu baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor. Mengingat pentingnya keberadaan hutan rakyat sebagai sumber daya hutan dan ekonomi maka pengembangan hutan rakyat semakin mendapat perhatian. Departemen kehutanan berdasarkan arah pembangunan jangka panjang kehutanan 2006 - 2025 telah mencantumkan program peningkatan luasan hutan rakyat yang mandiri dan mendukung fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan dan kesejahteraan masyarakat (Daryanto, 1987).
Kegiatan survei industri penggergajian bertujuan untuk mengetahui ukuran industri, kapasitas produksi industri, kapasitas rendemen, mesin-mesin yang digunakan, jumlah pekerja, dan alternatif pemanfaatan limbah penggergajian yang dilakukan industri, baik di dalam industri maupun di luar industri. Oleh karena itu, keberadaan industri penggergajian penting diketahui dalam pengolahan kayu. Kota Medan merupakan salah satu kota besar yang memiliki sejumlah industri penggergajian, baik itu skala kecil, sedang, dan besar yang dapat dijadikan kawasan survei industri penggergajian.
b. Tujuan
mengetahui proses  pembuatan kayu pengergajian dan pemanfaatan limbahnya





BAB II
PEMBAHASAN

a.    Proses pengergajian kayu
Dalam industri yang baik perlu dilakukan penataan letak mesin-mesin industri. Willy (2005) menyatakan bahwa melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin menghasilkan proses produksi yang teratur secara optimal, seperti teraturnya aliran kerja (line production), mengurangi perpindahan bahan (material handling), mendapatkan ruang kerja yang leluasa, mengurangi ongkos produksi, memungkinkan pengawasan produksi yang baik, memperbaiki moral para buruh, dan mengurangicongesty point (penumpukan bahan). Mesin-mesin yang digunakan meliputi sebagai berikut :
1.         Mesin Saw mill Mesin ini digunakan sebagai pemotong dan pembelah log kayu baik yang besar maupun yang kecil.
Mesin ini dapat dikatakan juga sebagai mesin gergaji besar. Alat ini bergerak sangat cepat dan mengeluarkan bunyi yang bising saat memotong dan membelah kayu. Mesin pada alat ini sebelum dipakai diolesi dengan solar agar pergerakan mesin tetap berputar lancar, tidak berkarat, dan menghasilkan sortimen yang banyak. Tindakan ini merupakan tindakan pemeliharaan mesin. Berdasarkan tipe gergaji utamanya, Koch (1964) menyatakan gergaji lingkar digunakan dalam seluruh tahapan pengerjaan kayu dari industri primer penggergajian hingga toko perabotan dan bengkel perumahan.
Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan namun tetap diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka akan banyak kayu yang terbuang karena kesalahan menguasai cara potong terhadap ragam kayu. Hasil yang maksimal tergantung pada baik atau tidaknya daun gergaji (Willy, 2005).

2.         Mesin Gerinda
Alat ini memiliki bentuk yang sangat unik karena mata penajam mata gergaji hampir mirip dengan mesin pembelah kayu.
Mesin granda akan berputar dengan cepat dan menajamkan setiap anak mata gergaji sehingga gerakan antara kedua mesin ini menghasilkan loncatan bunga api (percikan api).
           



proses penggergajian secara umum meliputi sebagai berikut :

1.         Pembelahan kayu (resawing)
Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan ukurannya. Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah log atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut Dephutbun RI (1998), cantadalah blambangan yang berbentuk setengah, sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.

2.         Meratakan kayu bagian pinggir
Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak pengelola industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini berguna untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi lanjutan. Dephutbun RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan yang penting yang memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik tentang kualitas kayu gergajian.

3.         Proses lanjutan penggergajian kayu
Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen, jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan finishing.
4. pengeringan kayu
mengurangi kadar air di dalam kayu. Bisa dilakukan dengan kiln atau dijemur di panas matahari
5. Mengetam
adalah kegiatan untuk memperhalus permukaan kayu yang sudah di potong
6.pengapalan
Yaitu proses transportasi kayu yang telah selesai diproses di bawa ke pasar





b.    Cara penanganan limbah
Limbah potongan kayu adalah sisa-sisa potongan kayu, seperti sisa potongan kayu furniture yang sudah tidak terpakai lagi dan memiliki ukuran serta bentuk yang bervariasi.
Limbah potongan kayu ini dapat ditemukan di pabrik-pabrik pembuatan furniture. Biasanya limbah kayu ini berupa potongan dan serpihan. Limbah potongan ini berupa papan-papan  atau potongan-potongan kecil yang masih dapat dilihat bentuknya. Sedangkan serpihan kayu merupakan sisa-sisa proses pengolahan kayu baik pemotongan maupun penghalusan yang menghasilkan bubuk-bubuk kayu. Saat ini, bubuk kayu telah banyak dimanfaatkan menjadi kayu olahan seperti multipleks, blockboard, dan sebagainya, sedangkan potongan kayu masih belum banyak dimanfaatkan (Kasmudjo, 2010 : 55).
Untuk mengolah limbah potongan kayu, langkah pertama adalah membentuk menjadi papan kayu dan kemudian diaplikasikan pada furnitur dan elemen pembentuk ruang di dalam interior.
Proses pengolahan limbah potongan kayu menjadi papan kayu antara lain:
1.  Potongan limbah kayu yang digunakan sebaiknya merupakan limbah potongan kayu yang memiliki ukuran yang hampir sama. Oleh karena itu, sebelum digunakan, sebaiknya limbah potongan kayu tersebut diklasifikasikan terlebih dahulu menjadi beberapa ukuran.
2.    Pada bagian sisi potongan kayu saling didekatkan dan diluruskan dengan potongan kayu lainnya.
3.   Bagian sisi-sisi kayu yang telah dicocokkan dan diluruskan kemudian di beri lem dan direkatkan. Terdapat dua jenis lem yang dapat digunakan, yaitu lem alteco dan lem G (waktu perekatan lebih cepat), serta lem racol atau rajawali putih (waktu perekatan cukup lama).
4.   Setelah sambungan lem kering, dan kayu telah saling merekat menjadi sebuah papan kayu, proses selanjutnya adalah pengetaman (dihaluskan dengan mesin ketam listrik). Fungsi dari proses ini selain untuk meratakan dan meluruskan, juga untuk membersihkan potongan kayu dari kotoran-kotoran ataupun sisa finishing sebelumnya




BAB III
PENUTUP

a.    Kesimpulan
Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak, serta dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu. Penggergajian disebut juga sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang pertama dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Pengergajian meliputi :
1.      Pembelahan kayu (resawing)
2.      Meratakan pinggir
3.      Proses lanjutan pengergajian kayu
4.      Pengeringan kayu
5.      Pengetaman kayu
6.      Pemasaran kayu














DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.”pengukuran dan pengujian kayu olahan” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
Anonymous.”Pengergajian kayu”  diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
Anonymous.”Industri Pengergajian Kayu” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
Anonymous.”Makalah Industri Kayu” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15




No comments:

Post a Comment