BAB I
PENDAHULUAN
a.latar belakang
Hutan merupakan
salah satu sumber daya alam yang penting di Indonesia dan memberikan manfaat
langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung antara lain berupa kayu yang
dipanen dan diolah. Kegiatan pemanenan dan pengolahan tersebut menyebabkan
terjadinya limbah pemanenan dan limbah pengolahan. Limbah kayu dari kedua kegiatan tersebut
secara botanis umumnya sama karena sebagian besar pohon yang dipanen
dikeluarkan dari hutan untuk diolah.
Perbedaannya
dalam bentuk, yaitu limbah pemanenan berupa batang, cabang, dan ranting,
sedangkan limbah pengolahan berupa sebetan, potongan ujung, tatal, serbuk, sisa
pemotongan dolok, sisa venir, sisa kupasan, sisa sayatan dan sisa pemotongan
produk tergantung macam pengolahannya.Berbagai usaha telah dilakukan untuk
memanfaatkan limbah tersebut. Pemanfaatan limbah pengolahan lebih banyak
dilakukan daripada pemanfaatan limbah pemanenan karena lebih ekonomis. Pemanfaatan limbah tersebut ada yang untuk
bahan bakar, membuat suatu bahan, membuat suatu produk atau dibuang.
Pemanfaatannya
dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau oleh perusahaan lain. Salah satu
pemanfaatan limbah kayu adalah untuk pembuatan papan partikel yaitu lembaran
hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berligno selulosa
lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya. Partikel berarti butir atau
bahan yang berukuran relatif kecil.
Partikel kayu berarti potongan kecil kayu yang bentuknya bermacam-macam
tergantung pada cara pengolahannya. Pada saat ini ada 19 buah pabrik papan
partikel yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Maluku. Sebuah pabrik mengolah limbah tebu (lampas
tebu atau bagas) dan sisanya mengolah limbah kayu. Limbah pemanenan berupa dolok kayu karet
diolah oleh 2 buah pabrik, sedangkan 16 buah pabrik mengolah limbah pengolahan
yang terdiri atas campuran jenis kayu.Pada tulisan ini dikemukakan mengenai
macam papan partikel, beberapa faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel,
dan mutu papan partikel.
Kayu telah
digunakan selama ribuan tahun sebagai bahan kontruksi untuk tempat tinggal,
kapal dan jembatan. Ketersediaan dan kemudahan dalam pengerjaannya pada awalnya
telah membuat kayu menjadi pilihan yang logis untuk bahan kontruksi. Belakangan
ini pilihan juga disebbkan oleh biayanya yang lebih rendah dan rasio kekuatan
terhadap berat yang tinggi dibandingkan dengan bahan dari logam dan semen.
Kayu merupakan
bahan yang memiliki keragaman dalam sifat-sifatnya, yang melekat secara
inherent. Kayu dikenal sebagai bahan yang bersifat ortotropis. Sifat-sifat
struktural kayu tidak hanya bergantung pada arah orientasinya ketika dipotong
dari bentuk log tetapi juga pada distribusi, ukuran dan bentuk karakteristik
yang dapat mengurangi kekuatan dan sel pembentuk kayu yang bervariasi antar
jenis. Disamping itu, kondisi lingkungan dimana kayu digunakan akan
mempengaruhi kadar air kayu yang akan berpengaruh pula pada sifat-sifat mekanis
dan kerentanannya terhadap degradasi oleh pembusukan.
Pembangunan sektor industri memegang peranan strategis dan harus
mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal ini
berarti bahwa sector industri di dalam perekonomian nasional berperan sebagai
motor penggerak utama bagi pertumbuhan sector-sektor utama lainnya lewat
keterkaitan produksi ke belakang (backward production linkage) maupun ke
depan (forward production linkage) (Amril, 2003).
Salah satu industri pengolahan kayu adalah industri
penggergajian kayu. Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang
menggunakan bahan baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga
penggerak, serta dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu.
Penggergajian disebut juga sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang
pertama dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat
setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier
untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi
mengalami penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat diandalkan,
maka pembangunan hutan rakyat sekarang diharapkan dapat berperan penting
sebagai pemasok kayu baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor.
Mengingat pentingnya keberadaan hutan rakyat sebagai sumber daya hutan dan ekonomi
maka pengembangan hutan rakyat semakin mendapat perhatian. Departemen kehutanan
berdasarkan arah pembangunan jangka panjang kehutanan 2006 - 2025 telah
mencantumkan program peningkatan luasan hutan rakyat yang mandiri dan mendukung
fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
(Daryanto, 1987).
Kegiatan survei industri penggergajian bertujuan untuk
mengetahui ukuran industri, kapasitas produksi industri, kapasitas rendemen,
mesin-mesin yang digunakan, jumlah pekerja, dan alternatif pemanfaatan limbah
penggergajian yang dilakukan industri, baik di dalam industri maupun di luar
industri. Oleh karena itu, keberadaan industri penggergajian penting diketahui
dalam pengolahan kayu. Kota Medan merupakan salah satu kota besar yang memiliki
sejumlah industri penggergajian, baik itu skala kecil, sedang, dan besar yang
dapat dijadikan kawasan survei industri penggergajian.
b. Tujuan
mengetahui proses
pembuatan kayu pengergajian dan
pemanfaatan limbahnya
BAB II
PEMBAHASAN
a. Proses
pengergajian kayu
Dalam industri
yang baik perlu dilakukan penataan letak mesin-mesin industri. Willy (2005)
menyatakan bahwa melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin menghasilkan proses
produksi yang teratur secara optimal, seperti teraturnya aliran kerja (line
production), mengurangi perpindahan bahan (material handling), mendapatkan
ruang kerja yang leluasa, mengurangi ongkos produksi, memungkinkan pengawasan
produksi yang baik, memperbaiki moral para buruh, dan mengurangicongesty point
(penumpukan bahan). Mesin-mesin yang digunakan meliputi sebagai berikut :
1. Mesin Saw mill Mesin ini digunakan
sebagai pemotong dan pembelah log kayu baik yang besar maupun yang kecil.
Mesin ini dapat
dikatakan juga sebagai mesin gergaji besar. Alat ini bergerak sangat cepat dan
mengeluarkan bunyi yang bising saat memotong dan membelah kayu. Mesin pada alat
ini sebelum dipakai diolesi dengan solar agar pergerakan mesin tetap berputar
lancar, tidak berkarat, dan menghasilkan sortimen yang banyak. Tindakan ini
merupakan tindakan pemeliharaan mesin. Berdasarkan tipe gergaji utamanya, Koch
(1964) menyatakan gergaji lingkar digunakan dalam seluruh tahapan pengerjaan
kayu dari industri primer penggergajian hingga toko perabotan dan bengkel
perumahan.
Pengoperasian
mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan namun tetap diperlukan
pengetahuan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka akan banyak
kayu yang terbuang karena kesalahan menguasai cara potong terhadap ragam kayu.
Hasil yang maksimal tergantung pada baik atau tidaknya daun gergaji (Willy,
2005).
2. Mesin Gerinda
Alat ini
memiliki bentuk yang sangat unik karena mata penajam mata gergaji hampir mirip
dengan mesin pembelah kayu.
Mesin granda
akan berputar dengan cepat dan menajamkan setiap anak mata gergaji sehingga
gerakan antara kedua mesin ini menghasilkan loncatan bunga api (percikan api).
proses
penggergajian secara umum meliputi sebagai berikut :
1. Pembelahan kayu (resawing)
Pembelahan kayu
disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut pihak pengelola industri, bahan
baku dibelah untuk ditentukan ukurannya. Sesungguhnya mesin dari industri ini
dapat digunakan untuk membelah log atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri
sudah berbentuk cant. Menurut Dephutbun RI (1998), cantadalah blambangan yang
berbentuk setengah, sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan
pertama.
2. Meratakan kayu bagian pinggir
Istilah
meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak pengelola industri sebagai
pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini berguna untuk memudahkan
pembentukannya dalam proses produksi lanjutan. Dephutbun RI (1998) menyatakan
perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan yang penting yang
memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik tentang kualitas kayu
gergajian.
3. Proses lanjutan penggergajian kayu
Proses lanjutan
ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen, jendela, dan lain-lain.
Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan pembuatan ukurannya,
pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan finishing.
4. pengeringan
kayu
5. Mengetam
adalah kegiatan untuk
memperhalus permukaan kayu yang sudah di potong
6.pengapalan
Yaitu proses transportasi
kayu yang telah selesai diproses di bawa ke pasar
b. Cara penanganan limbah
Limbah
potongan kayu adalah sisa-sisa potongan kayu, seperti sisa potongan kayu
furniture yang sudah tidak terpakai lagi dan memiliki ukuran serta bentuk yang
bervariasi.
Limbah
potongan kayu ini dapat ditemukan di pabrik-pabrik pembuatan furniture.
Biasanya limbah kayu ini berupa potongan dan serpihan. Limbah potongan ini
berupa papan-papan atau potongan-potongan kecil yang masih dapat dilihat
bentuknya. Sedangkan serpihan kayu merupakan sisa-sisa proses pengolahan kayu
baik pemotongan maupun penghalusan yang menghasilkan bubuk-bubuk kayu. Saat
ini, bubuk kayu telah banyak dimanfaatkan menjadi kayu olahan seperti
multipleks, blockboard, dan sebagainya, sedangkan potongan kayu masih belum
banyak dimanfaatkan (Kasmudjo, 2010 : 55).
Untuk
mengolah limbah potongan kayu, langkah pertama adalah membentuk menjadi papan
kayu dan kemudian diaplikasikan pada furnitur dan elemen pembentuk ruang di
dalam interior.
Proses
pengolahan limbah potongan kayu menjadi papan kayu antara lain:
1. Potongan
limbah kayu yang digunakan sebaiknya merupakan limbah potongan kayu yang
memiliki ukuran yang hampir sama. Oleh karena itu, sebelum digunakan, sebaiknya
limbah potongan kayu tersebut diklasifikasikan terlebih dahulu menjadi beberapa
ukuran.
2. Pada
bagian sisi potongan kayu saling didekatkan dan diluruskan dengan potongan kayu
lainnya.
3.
Bagian sisi-sisi kayu yang telah dicocokkan dan diluruskan kemudian di
beri lem dan direkatkan. Terdapat dua jenis lem yang dapat digunakan, yaitu lem
alteco dan lem G (waktu perekatan lebih cepat), serta lem racol atau rajawali
putih (waktu perekatan cukup lama).
4.
Setelah sambungan lem kering, dan kayu telah saling merekat menjadi
sebuah papan kayu, proses selanjutnya adalah pengetaman (dihaluskan dengan
mesin ketam listrik). Fungsi dari proses ini selain untuk meratakan dan
meluruskan, juga untuk membersihkan potongan kayu dari kotoran-kotoran ataupun
sisa finishing sebelumnya
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pengggergajian
adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku dolok, alat utama
bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak, serta dilengkapi dengan berbagai
alat dan mesin pembantu. Penggergajian disebut juga sebagai proses pengolahan
kayu primer karena yang pertama dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu
persegian yang bersifat setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan
kayu sekunder dan tersier untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Pengergajian
meliputi :
1.
Pembelahan kayu
(resawing)
2.
Meratakan pinggir
3.
Proses lanjutan
pengergajian kayu
4.
Pengeringan kayu
5.
Pengetaman kayu
6.
Pemasaran kayu
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.”pengukuran
dan pengujian kayu olahan” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
Anonymous.”Pengergajian
kayu” diakses pada tanggal 15 Oktober 20
15
Anonymous.”Industri
Pengergajian Kayu” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
Anonymous.”Makalah
Industri Kayu” diakses pada tanggal 15 Oktober 20 15
No comments:
Post a Comment